Kamis, 19 Februari 2015



Menyusuri Sungai Barito menuju desa terakhir yakni Desa Tumbang Topus, merupakan pengalaman tersendiri. Menggunakan perahu bermotor melewati jeram-jeram yang cukup membuat jantung berdegup cukup keras. Ada kalanya, kita harus turun dari perahu hanya motoris dan penunjuk arah yang menembus jeram menyusuri urat air.
Menyaksikan kehebatan mereka dalam melewati jeram-jeram berbahaya membuat saya kagum. Tidak hanya sekali dua kali saya harus menggunakan perahu menyusuri pedalaman Kalimantan, masing-masing memiliki kedahsyatannya sendiri.
Selama menyusuri ke arah hulu menuju Desa Tumbang Topus, kita harus bermalam di tengah perjalanan karena hari sudah gelap.
Desa Tumbang Topus adalah desa terakhir di Hulu Sungai Barito dan hanya terdiri dari beberapa rumah. Desa inilah yang merupakan satu-satunya desa untuk menuju Pegunungan Muller yang dikenal sangat keras dan bertebing curam.
Saya tidak akan banyak bercerita tentang kondisi di gunung dan tebing yang terjal, tapi gua-gua disana adalah cerita lain yang belum banyak diketahui.
Ada banyak gua yang potensial untuk ditelusuri, dua gua diyakini merupakan satu sistem sungai bawah tanah yang cukup lumayan untuk ditelusuri dan dieksplorasi.
Karena kondisi tim yang minim, pada waktu itu 2004 saya hanya menyelesaiakn beberapa kilometer dari sungai bawah tanah yang memiliki panjang dan keindahan cukup mengagumkan.
Gua-gua disana banyak yang dijaga karena memilik sarang walet yang bernilai jutaan. Kalau mengunjungi gua, kita harus didampingi penjaga gua karena banyak “jebakan” yang harus terlebih dulu dibersihkan.
Kondisi ini menjadikan kita harus selalu didampingi oleh “penunjuk jalan” selain untuk menunjukkan mulut gua yang kadang tersembunyi di hutan belantara, tapi juga untuk membantu menghindari jebakan.
Ada beberpa gua yang masing-masing memiliki keunikan sendiri, Gua terpanjang adalah Gua Puruk yang memiliki mulut gua tipe “collapse doline” dimana kedalamnya akan menemukan sungat bawah tanah.
Selain itu, ada gua yang memiliki lebar lorong sangat sempit yang hanya cukup dilewati dengan posisi badan miring dan kondisi yang berkelok-kelok.
Dari gua-gua inilah, banyak hidup beberapa jenis baru seperti kelompok kalacemeti dan udang-udangan gua yang banyak menghuni gua di daerah ini.
Meskipun masih sebagian kecil yang tereksplorasi dan terpetakan, namun potensi untuk di eksplorasi lebih lanjut gua-gua di Tumbang Topus ini masih sangat besar.

sumber:http://biotagua.org/2011/07/06/gua-muller/

0 komentar :

Posting Komentar